Merokok
sama dengan membakar uang. Ini ungkapan yang sering kita dengar sebagai bentuk pemborosan
dari aktivitas merokok itu sendiri. Dengan berbagai alasan para perokok aktif
enggan meninggalkan kebiasaan membakar uang ini. Padahal, dari waktu ke waktu uang
yang dikeluarkan untuk mengongkosi kebiasaan ini terus naik. Selain karena
inflasi, pemerintah pun terus mengerek pita cukai rokok. Akibatnya, banderol
harga rokok semakin mahal. Jika Anda perokok aktif, pernahkah Anda benar-benar
menghitung nilai uang yang Anda bakar ini?
Coba
sekarang kita hitung-hitungan saja. Misalkan dalam satu hari menghabiskan satu bungkus
rokok. Biaya untuk membeli satu bungkus
rokok yang berisi 12 batang sekitar Rp. 7.500,-. Ini berarti satu batang yang
kita hisap itu harganya Rp 625,-. Dalam satu bulan kita bisa mengeluarkan uang
Rp 225.000,- untuk biaya rokok. Jika diakumulasikan setahun berarti kita
membelanjakan uang untuk kebutuhan rokok saja menghabiskan uang Rp 2.700.000,-.
Jumlah yang tidak sedikit bukan? Coba kita merenung sejenak. Biaya yang kita
keluarkan selama setahun merokok sangatlah tidak sedikit, yang mungkin biaya
tersebut bisa kita gunakan untuk kebutuhan lain yang lebih bermanfaat.
Meskipun
Anda belum bisa berhenti merokok alangkah baiknya tiap kali menghisap satu
batang, sisihkanlah uang di toples, misalnya, untuk ditabung seharga sebatang
rokok yang dihisap. Dengan demikian, kita tidak akan rugi secara ekonomis.
Sebab yang kita keluarkan kita kembalikan lagi dalam bentuk uang tabungan. Bisa
saja ini sebagai biaya tabungan kesehatan. Sedia payung sebelum hujan, sedia
uang sewaktu-waktu hal buruk terjadi akibat dampak penyakit yang ditimbulkan
rokok. Jika menurut Anda, gagasan ini baik, maka mulailah dari sekarang.
Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar