Halaman

Rabu, 10 Oktober 2012

Mari Sisihkan Uang Seharga Sebatang Rokok

Merokok sama dengan membakar uang. Ini ungkapan yang sering kita dengar sebagai bentuk pemborosan dari aktivitas merokok itu sendiri. Dengan berbagai alasan para perokok aktif enggan meninggalkan kebiasaan membakar uang ini. Padahal, dari waktu ke waktu uang yang dikeluarkan untuk mengongkosi kebiasaan ini terus naik. Selain karena inflasi, pemerintah pun terus mengerek pita cukai rokok. Akibatnya, banderol harga rokok semakin mahal. Jika Anda perokok aktif, pernahkah Anda benar-benar menghitung nilai uang yang Anda bakar ini?
Coba sekarang kita hitung-hitungan saja. Misalkan dalam satu hari menghabiskan satu bungkus rokok.  Biaya untuk membeli satu bungkus rokok yang berisi 12 batang sekitar Rp. 7.500,-. Ini berarti satu batang yang kita hisap itu harganya Rp 625,-. Dalam satu bulan kita bisa mengeluarkan uang Rp 225.000,- untuk biaya rokok. Jika diakumulasikan setahun berarti kita membelanjakan uang untuk kebutuhan rokok saja menghabiskan uang Rp 2.700.000,-. Jumlah yang tidak sedikit bukan? Coba kita merenung sejenak. Biaya yang kita keluarkan selama setahun merokok sangatlah tidak sedikit, yang mungkin biaya tersebut bisa kita gunakan untuk kebutuhan lain yang lebih bermanfaat.
Meskipun Anda belum bisa berhenti merokok alangkah baiknya tiap kali menghisap satu batang, sisihkanlah uang di toples, misalnya, untuk ditabung seharga sebatang rokok yang dihisap. Dengan demikian, kita tidak akan rugi secara ekonomis. Sebab yang kita keluarkan kita kembalikan lagi dalam bentuk uang tabungan. Bisa saja ini sebagai biaya tabungan kesehatan. Sedia payung sebelum hujan, sedia uang sewaktu-waktu hal buruk terjadi akibat dampak penyakit yang ditimbulkan rokok. Jika menurut Anda, gagasan ini baik, maka mulailah dari sekarang. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar