Tak
ubahnya hanya sebagai penghias atau monumen kota. Itu karena Museum masih
dianggap sebagai tempat rekreasi. Berkunjung ke Museum hanya pada saat liburan
sekolah. Sehingga keberadaan museum belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk ruang belajar.
Kita pun lupa fungsi Museum sebagai transformator nilai warisan budaya bangsa
kepada generasi berikutnya. Tempat yang
menyajikan berbagai hasil karya dan cipta serta karsa manusia sepanjang
zaman. Untuk itu, museum seharusnya bisa
dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
Di lain sisi, kunjungan ke
Museum akan merangsang
tumbuhnya pemikiran kritis siswa.
Selama berada di museum dan mengamati objek pameran, pikiran mereka akan bekerja dengan objek pameran yang
diamatinya. Peserta didik akan mampu
membandingkan kondisi kebudayaan masa lampau dengan kebudayaan yang ada pada
masa sekarang. Dengan begitu, mereka dibidik menjadi generasi yang cerdas
dengan tidak melupakan akar budaya bangsanya. Serta kritis menyikapi budaya
sendiri yang sering diklaim oleh negara lain.
Untuk itu melalui sekolah, mari kita galakkan lagi
kunjungan ke museum. Pihak sekolah bisa bekerja sama dengan pihak pengelola
(kurator) museum. Kemudian menyusun berbagai program pendidikan yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum. Sehingga sekolah dan Museum bisa bersinergi sebagai lembaga
studi warisan budaya untuk kegiatan edukatif kultural dan rekreatif, serta
mempunyai kewajiban menyelamatkan dan melestarikan benda warisan budaya bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar